Pengalaman Singkat Menggunakan LMDE6
Bisa dibilang aku sudah menggunakan Linux Mint Debian Edition hampir 4 bulan. Alasan yang sama seperti orang-orang lain, aku menggunakan distro ini karena mulai tidak nyaman dengan kebijakan Canonical dengan Ubuntu-nya. Mulai dari pemaksaan penggunakan Snap sampai harus mendaftar diri (biarpun gratis) untuk menggunakan apt untuk mendapatkan paket khusus.
Linux biasanya kugunakan sebagai tempat untuk pengembangan aplikasi web dan mobile. Visual Studio Code, mysql/mariadb, PostgreSQL, git, dan aplikasi penunjang lainnya yang khusus untuk programmer bisa ditemukan di mesin ini. Selebihnya aku menggunakan docker untuk memasang aplikasi yang tidak tersedia di dalam repositori seperti mysql karena yang ada hanya mariadb.
Disamping kenyamanan dan kemudahan yang diberikan dari edisi ini tetap ada kukurangan dibandingkan dengan edisi Ubuntu. Salah satunya adalah kemudahan memilih kernel yang ada. Satu lagi, aplikasi untuk memilih driver perangkat keras, apalagi driver untuk GPU yang terasa kurang dibandingkan edisi sebelah.
Linux Mint juga menggunakan Flatpak sebagai alternatif Snap tetapi aku tetap menggunakan apt sebagai package manager bawaan karena anehnya untuk memasang aplikasi yang seharusnya berukuran puluhan megabyte menjadi membengkak sampai 1 gigabye. Untuk mendapatkan versi terbaru dari sebuah aplikasi selain dengan menggunakan apt, aku sudah cukup puas mengunduh tarball.