Aplikasi Populer Digunakan Sebagai Alat Mata-Mata

Aplikasi Populer Digunakan Sebagai Alat Mata-Mata

Satu hal yang tidak habis pikir itu, kenapa aplikasi populer mau dijadikan sebagai alat mata-mata pemerintah?

Bukan sekali atau dua kali kita bisa mendengar atau pun membaca artikel bagaimana media sosial digunakan oleh pemerintah untuk memata-matai warganya. Tidak hanya sampai di situ karena aplikasi tersebut digunakan di beberapa negara, kemungkinan data dari warga negara lain pun ditambang dengan bebasnya.

The European Commission and Council of the EU have banned staff from using the Chinese social media app TikTok over security concerns, in the latest example of growing strains between Beijing and the West.

Politico

Sebagai contoh adalah aplikasi Tiktok yang mulai diblokir penggunaannya di lembaga-lembaga pemerintahan di negara-negara barat karena dituding digunakan negara China melakukan pelanggaran ini.

Penampilan iklan yang relavan dengan mengumpulkan data pribadi saja sudah dianggap tidak etis apalagi sampai memata-matai pengguna. Jika negara sudah semakin ketat dengan masalah perlindungan data ini, kemungkinan pemblokiran dilakukan secara menyeluruh bukan hanya di lingkungan pemerintahan. Tentunya yang rugi di sini adalah pemilik aplikasi yang sudah menghabiskan waktu dan tenaga mengembangkan aplikasinya.

Tambahan, ada satu hal yang menarik soal pemblokiran yang dilakukan oleh pemerintah barat terutama Amerika dan Eropa, mereka tidak sembarangan memblokir aplikasi tertentu. Ada proses panjang yang perlu dilakukan. Tidak seperti yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan aturan Penyelenggara Sistem Elektronik yang secara bodohnya blokir sana-sini tanpa pemikiran yang panjang.

Connect with me:

Comments

Spammy comment will be deleted. Markdown syntax is supported.